Sabtu, 13 Oktober 2012

asas asas Bimbingan dan konseling




       Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan merupakan asas kunci dalam upaya bimbingan dan konseling. Jika asas ini benar-benar dijalankan maka para penyelenggara bimbingan dan konseling di sekolah akan mendapat kepercayaan dari para siswa dan layanan bimbingan dan konseling akan dimanfaatkan secara baik oleh siswa.
2.       Asas kesukarelaan
Jika asas kerahasiaan memang benar-benar telah tertanam pada diri klien, sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan dengan suka rela akan membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan.  Kesukarelaan tidak hanya dituntut pada diri konseli saja, tetapi juga hendaknya berkembang pada diri konselor. Para penyelenggara bimbingan dan konseling hendaknya mampu menghilangkan rasa bahwa tugasnya itu merupakan sesuatu yang memaksa diri mereka. Lebih disukai lagi apabila para petugas itu merasa terpanggil untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.
3.       Asas keterbukaan
Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dlam suasana keterbukaan, baik yang dibimbing maupun si pembimbing bersikap terbuka. Keterbukaan dalam hal ini masing-masing yang bersangkutan bersedia membukakan diri untuk konseling. Dengan keterbukaan ini penelaahan maslah serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan konseli menjadi lebih diperhatikan. Keterbukaan konseli tentu saja menjadi dasar keterbukaannya.
4.       Asas kekinian
Masalah konseli yang berlangsung ditanggulangi melalui upaya bimbingan dan konseling ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan kini (sekarang), bukan merupakan masalah yang sudah lampau dan juga bukan masalah yang mungkin dialami di masa mendatang.
5.       Asas kemandirian
Kemandirian merupakan tujuan dari layanan bimbingan dan konseling. Dalam memberikan layanan, para petugas bimbingan dan konseling hendaklah selalu berusaha menghidupkan kemandirian pada diri konseli, jangan sampai menjadi tergantung pada orang lain, khususnya pada pembimbing.
6.       Asas kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang tidak berarti bila individu yang dibimbinga tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Para pemberi layanan bimbingan dan konseling hendaknya menimbulkan suasana sehingga individu yang sedang dibimbing itu mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud.
7.       Asas kedinamisan
Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri individu yang dibimbing, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik, perubahan yang selalu menuju se sesuatu pembaharuan, sesuatu yang lebih maju.
8.       Asas keterpaduan
Layanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan berbagai aspek dari individu yang dibimbing. Disamping keterpaduan pada diri individu yang dibimbing, juga diperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan, hendaknya jangan bertentangan dengan aspek layanan yang lain.
9.       Asas kenormatifan
Usaha layanan bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
1.   Asas keahlian
Usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan secara teratur, sistematik dan dengan menggunakan teknik-teknik dan alat-alat yang memadai. Asas keahlian ini akan menjamin keberhasilan usaha bimbingan dan konseling, dan selanjutnya akan menaikkan kepercayaan masyarakat pada bimbingan dan konseling.
1.   Asas alih tangan
Asas ini mengisyaratkan bahwa bila petugas bimbingan dan konseling sudah mengerahkan kemampuannya untuk membantu konseli namun konseli belum dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan. Maka petugas itu mengalih tangankan klien kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli.
1.   Asas tut wuri handayani
Asas ini menuntut agar layanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan adanya pada waktu siswa mengalami masalah dan menghadap pembimbing saja, namun di luar hubungan kerja ke-Bimbingan dan Konseling-an pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya.

Rabu, 26 September 2012

jenis data statistik

Jenis Data Statistik dan Skala Pengukuran


·      Jenis Data
Data ialah sekumpulan informasi yang diperoleh dari suatu pengamatan. Adapun yang dimaksud dengan datum adalah elemen-elemen dalam data.
Data yang diperoleh dari suatu sampel dan populasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a.       Data kualitatif yakni data yang bukan berupa angka (non – numerik) biasa disebut dengan istilah atribut. Data kualitatif dibagi menjadi dua:
·         Nominal adalah Data yang paling rendah dalam level pengukuran data. Contoh : Jenis kelamin, tgl dan tempat lahir seseorang
·         Ordinal à ada tingkatan data. Contoh : Sangat setuju, Setuju, kurang setuju, tidak setuju
b.      Data kuantitatif: data yang berupa angka (numerik). Data jenis ini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu data diskrit dan kontinyu. Selain itu Ddata kuantitatif dibagi menjadi dua:
o    Data Interval, Contoh : Interval temperatur ruang adalah sbb :
Cukup panas jika antara 50°C-80 °C
Panas jika antara 80 °C-110 °C
Sangat panas jika antara 110 °C-140 °C
·           Data Rasio à tingkat pengukuran paling ‘tinggi’ ; bersifat angka dalam arti sesungguhnya. Beda dengan interval mempunyai titik nol dalam arti sesungguhnya.
Selain pembagian tersebut, ada yang membagi data menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, misal melalui wawancara, penyebaran kuesioner, pengukurn langsung, dan lain lain. Sedangkan data sekunder adalah data yang diambil/ disadur dari pihak lain, misal diambil dari koran, jurnal, penelitian/ publikasi pihak lain, dan lain-lain.
·      Skala Pengukuran
Skala pengukuran : cara mengukur suatu varibel. Terdapat 4 jenis skala pengukuran, yakni :
a. Skala Nominal : angka yang diberikan pada objek/ variabel pengukuran hanya memiliki arti sebagai label saja (asal bisa dibedakan). Tidak memiliki tingkatan.
Contoh skala nominal :
No.
Jenis Kendaraan
Jumlah (Unit)
1.
Peugeuot
1,367
2.
Toyota
68,638
3.
Isuzu
20,521
4.
Daihatsu
15,721
5.
BMW
1,515
b. Skala Ordinal : angka yang diberikan pada objek/ variabel pengukuran mengandung pengertian tingkatan.
Contoh skala ordinal:
No.
Jenis Kendaraan
Jumlah (Unit)
1.
Toyota
68,638
2.
Isuzu
20,521
3.
Daihatsu
15,721
4.
BMW
1,515
5.
Peugeuot
1,367
c. Skala Interval : angka yang diberikan pada objek/ variabel pengukuran mengandung sifat ordinal ditambah sifat jarak/ interval.
Contoh skala interval :
Suhu udara dapat berkisar antara -4° hingga 40° C. Jika termometer menunjukkan 0° C, bukan berarti tidak ada suhu, tetapi hanya sebagai penunjuk bahwa suhu saat itu tergolong rendah.
d. Skala Rasio : angka yang diberikan pada objek/ variabel pengukuran mengandung sifat interval ditambah sifat yang mampu memberikan keterangan tentang nilai absolut variabel yang diukur. Artinya apabila menunjuk angka 0 (nol), maka berarti benar-benar nol, tidak ada, atau kosong.
Contoh skala rasio :
Jumlah komponen mesin yang diproduksi per batch adalah 1.000.000 komponen. Bila dalam suatu batch menunjukkan angka produksi 0, maka artinya adalah pada saat itu tidak dilakukan proses produksi sehingga tidak ada output produksi.

Sabtu, 22 September 2012

sandiwara...

Aku tahu ini semua tak adil
Aku tahu ini sudah terjadi
Mau bilang apa aku pun tak sanggup
Air mata pun tak lagi mau menetes
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Alasannya seringkali ku dengar
Alasannya seringkali kau ucap
Kau dengannya seakan ku tak tahu
Sandiwara apa yang telah kau lakukan kepadaku
Jujurlah sayang aku tak mengapa
Biar semua jelas telah berbeda
Jika nanti aku yang harus pergi
Ku terima walau sakit hati
Mungkin ini jalan yang engkau mau
Mungkin ini jalan yang kau inginkan
Kau dengannya seakan ku tak tahu
Sandiwara apa, ceritanya apa, aku tahu
Jujurlah sayang aku tak mengapa
Biar semua jelas telah berbeda
Jika nanti aku yang harus pergi
Ku terima walau sakit hati
Jujurlah sayang aku tak mengapa
Biar semua jelas telah berbeda
Jika nanti aku yang harus pergi
Ku terima walau sakit hati
Ku terima walau sakit hati

Jumat, 21 September 2012

kata kata



AKU BUKAN YANG TERBAIK..:(
NAMUN AKU KAN SLALU BELAJAR UNTUK MEMBERIKAN YANG TERBAIK DAN UNTK JADI YANG TERBAIIK..:)

JIWA KU HILANG KARENA DIRIMU..
RAGAKU MELAYANG KARENA CINTAMU
KU TULIS LAGU  INI SEBAGAI SIMBOLIS HATIKU..
KARENA PEDIHNYA HATIKU MELIHAT KAU BERSAMANYA..